Jumat, 24 September 2010

anjing kampung kudisan, udik(h)

anjing udik(h)

sekarang saya memiliki ungkapan lain untuk sebuah peristiwa yang tak dilakukan,
tetapi menimbulkan ancaman, dan kerusakan. dia bukan saya. bangsat.
merenggut kesekian ratus potongan waktu untuk setiap penggal pikiran,
irisan perasaan dendam, balas dendam.
kerusuhan anjing kampung kudisan, udik(h).


tulang dia kasih, dagingnya tak sisa di lidah, ditaring anjing (sia) !
tulang mereka hantam, kepalaku lalu lalang ditiang jemuran kesakitan,
di bukit bukit perseteruan, yang tak kan didengar.
"jalanmu bukan jalanku, jalanku bayang jalanmu yang berkabut kau buat."
tulang mereka sumpal dimulut, lidahku bergelimang disantap mulut sendiri,
kata-kataku mengapung dirongga mulut yang menggemakan kemeletuk gigi.
"tahtaku, di atap langitmu yang tak bisa kudengar suaramu disana. suaraku lantang,
kau mesti dengar !"
jika tulang menancap tali kekang ku.
tiga serigala menggilas kerongkongan mata kaki mulut dan ekor anjingmu dengan rahangnya.


anjing kampung kudisan, udik(h)
semoga tuhan menghampirimu menyatakan kekekalan dalam magma.